
The Sunan Hotel Solo pada hari itu berubah menjadi lautan kebahagiaan dan haru. Dengan dekorasi elegan, deretan kursi tamu yang tertata rapi, serta sorotan lampu yang menyoroti panggung utama, suasana menjadi sakral sekaligus hangat. Di tempat inilah Wisuda XXXIX Akper Patria Husada Surakarta berlangsung, mengantarkan wisudawan menjadi perawat muda yang siap melangkah ke dunia pengabdian.
Di balik jubah toga hitam dan topi wisuda yang menjulang, tersimpan kisah panjang perjalanan. Proses pendidikan di bidang kesehatan bukan sekadar menuntaskan teori dan praktik, tetapi juga membentuk ketangguhan dan profesionalisme. Malam-malam panjang menyelesaikan laporan praktik, pengalaman pertama memberikan tindakan keperawatan, hingga berbagai dinamika di lapangan menjadi bagian dari proses pembelajaran yang berharga. Kini, seluruh pengalaman tersebut mencapai puncaknya pada momen kelulusan, saat para mahasiswa resmi menyandang status sebagai alumni dan siap mengabdikan diri sebagai tenaga kesehatan di tengah masyarakat.
The Sunan Hotel Solo pagi itu tak hanya dipenuhi oleh para wisudawan, tetapi juga oleh wajah-wajah penuh kebanggaan dari orang tua. Ada seorang ibu yang sesekali menyeka air mata, sementara ayah di sampingnya menggenggam tangan dengan erat, seakan mengatakan bahwa semua perjuangan tidak sia-sia. Setiap nama yang dipanggil, setiap langkah yang naik ke panggung, adalah puncak dari doa panjang dan kerja keras keluarga yang mendukung tanpa henti.
Suasana semakin mengharukan ketika prosesi persembahan dimulai. Para wisudawan berdiri, menyanyikan sebuah lagu penghormatan untuk orang tua dan dosen. Suara mereka, meski sempat bergetar karena menahan tangis, bergema dengan penuh ketulusan. Lagu itu seakan menjadi ungkapan terima kasih atas cinta, pengorbanan, dan bimbingan yang mereka terima selama ini.
Setelah itu, satu per satu wisudawan turun dari panggung, menghampiri orang tua mereka sambil menyerahkan setangkai bunga. Adegan itu membuat banyak tamu terdiam haru. Beberapa orang tua tak kuasa menahan tangis, memeluk anaknya dengan erat di tengah ruangan yang hening dan penuh emosi. Seorang ayah bahkan sempat berbisik lirih, “Inilah hari yang saya tunggu, nak. Semua lelah ini akhirnya terbayar.”
Momen itu menegaskan bahwa wisuda bukan sekadar seremoni akademik, tetapi juga perayaan cinta dan perjuangan keluarga. Di balik gelar yang disematkan, ada peluh dan doa dari orang tua, ada pengorbanan tanpa pamrih yang menjelma menjadi kebanggaan hari ini.
Namun, wisuda XXXIX ini bukanlah garis akhir. Dunia luar kini menanti tenaga-tenaga muda yang tangguh, berempati, dan berkarakter. Para dosen, dalam sambutannya, berpesan bahwa ilmu hanyalah bekal awal. Yang lebih penting adalah hati dan jiwa yang siap melayani dengan ketulusan. Menjadi perawat adalah profesi yang lekat dengan nilai kemanusiaan, bukan sekadar pekerjaan rutin.
Perjalanan panjang di kampus telah selesai, wajah-wajah perawat muda dari Akper Patria Husada Surakarta akan hadir membawa cahaya. Cahaya itu lahir dari semangat belajar, ditempa oleh pengalaman, dan dikuatkan oleh restu orang tua serta bimbingan para pendidik. Para lulusan kini siap berperan di berbagai lini pelayanan kesehatan: di rumah sakit, puskesmas, maupun wilayah yang membutuhkan tenaga keperawatan.
Dengan bekal ilmu, keterampilan, serta nilai-nilai kemanusiaan yang diperoleh selama menempuh pendidikan, mereka diharapkan mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Pengabdian ini menjadi wujud nyata dari komitmen profesi perawat untuk hadir, membantu, dan menebarkan kepedulian di setiap situasi. Hari itu, The Sunan Hotel Solo menjadi saksi: bahwa keberhasilan bukan hanya milik wisudawan, tetapi juga milik semua pihak yang mengiringi perjalanan mereka.

