
Di dunia keperawatan, keahlian teknis adalah fondasi—tetapi etika dan kesadaran akan keselamatan adalah napasnya. Di sinilah peran pendidikan tinggi keperawatan diuji, bukan hanya dalam menghasilkan lulusan yang cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara moral dan terampil dalam praktik nyata. Semangat inilah yang diwujudkan Akper Patria Husada Surakarta dalam pelatihan bertajuk “Prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)”, yang diselenggarakan pada 29 Juli 2025.
Pelatihan ini bukan sekadar agenda rutin akademik. Ia hadir sebagai bagian dari ikhtiar serius untuk menanamkan nilai, memperkuat pemahaman, dan memperkaya kompetensi mahasiswa calon perawat sebelum mereka benar-benar terjun ke medan pelayanan kesehatan yang kompleks dan menuntut.

Mengawali sesi pelatihan, hadir Suminanto, S.Kep., Ns., M.Si, Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPD PPNI) Kota Surakarta. Beliau membuka mata dan hati para peserta dengan pembahasan yang tajam namun hangat: Etika Profesi Perawat. Sebagai tokoh sentral dalam organisasi profesi perawat, Suminanto menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai dasar seperti tanggung jawab, integritas, empati, dan penghormatan terhadap martabat pasien.
“Etika bukan sekadar teori. Ia adalah keputusan-keputusan kecil sehari-hari yang menentukan kualitas seorang perawat. Ketika Anda menjaga rahasia pasien, ketika Anda tetap hadir meski lelah, ketika Anda mendahulukan kepentingan pasien di atas ego pribadi—di situlah etika bekerja,” tutur beliau dengan penuh penekanan.
Bagi para mahasiswa, sesi ini menjadi ruang refleksi. Banyak dari mereka menyadari bahwa menjadi perawat berarti menjadi penjaga kepercayaan dan harapan—yang tidak bisa dilakukan hanya dengan pengetahuan dan keterampilan saja, tetapi dengan hati dan karakter.

Sesi dilanjutkan dengan pembicara kedua, Ns. Sri Lestari, M.Kep., CBIPCN, seorang praktisi PPI yang juga merupakan alumni Akper Patria Husada Surakarta. Dengan pendekatan yang komunikatif dan pengalaman lapangan yang kaya, beliau menyampaikan materi Konsep Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dalam konteks pelayanan kesehatan modern.
Sri Lestari memaparkan secara detail bagaimana infeksi dapat menyebar dalam lingkungan rumah sakit, risiko yang muncul dari ketidaktahuan prosedur steril, hingga dampaknya yang bisa mengancam keselamatan pasien dan tenaga medis. Lebih jauh, ia menjelaskan strategi dan program-program PPI, mulai dari manajemen limbah medis, kebersihan tangan, hingga penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai.
“PPI bukan soal protokol semata. Ia adalah budaya kerja yang harus hidup di setiap tenaga kesehatan. Setiap tindakan yang kita lakukan, sekecil apa pun, bisa berdampak besar pada keselamatan pasien. Dan tanggung jawab itu ada di tangan kita,” ungkap Sri Lestari, penuh semangat.
Antusiasme mahasiswa mewarnai setiap bagian dari pelatihan. Diskusi mengalir hangat, pertanyaan-pertanyaan kritis dilontarkan, dan jawaban-jawaban praktis diberikan. Tidak sedikit peserta yang merasa bahwa pelatihan ini membuka kesadaran baru—bahwa menjadi perawat bukan hanya tentang bisa menyuntik atau mengganti perban, tetapi juga tentang berpikir, bersikap, dan bertindak dengan tanggung jawab.
Bagi mahasiswa tingkat akhir, pelatihan ini menjadi pengingat menjelang dunia kerja yang sesungguhnya. Bagi mahasiswa baru, ini adalah pengantar penting tentang arah dan nilai-nilai profesi yang akan mereka geluti. Bagi kampus, ini adalah wujud komitmen untuk mendidik perawat masa depan dengan standar yang utuh—ilmu, etika, dan keterampilan.
Akper Patria Husada Surakarta menunjukkan bahwa pendidikan keperawatan sejati tidak cukup dengan ruang kelas dan laboratorium. Diperlukan ruang diskusi, refleksi, dan pembekalan moral yang nyata. Dengan menghadirkan tokoh organisasi profesi dan alumni yang kini menjadi praktisi ahli, kampus ini memberi contoh konkret bahwa pendidikan berkualitas adalah pendidikan yang mengakar pada realitas, sekaligus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Melalui pelatihan ini, mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga motivasi dan kebanggaan akan profesi yang mereka pilih. Mereka mulai memahami bahwa menjadi perawat adalah menjadi pelayan kesehatan yang berintegritas, pelindung pasien yang tak kenal lelah, dan penggerak perubahan di lini terdepan pelayanan medis.
Dan dengan itu, Akper Patria Husada Surakarta kembali meneguhkan perannya—sebagai kawah candradimuka bagi para perawat masa depan yang siap beraksi, dengan ilmu di tangan dan etika di hati